Tuesday, 2 May 2017

IKAN PESUT MAHAKAM (ORCAELLA BREVIROSTRIS)

MENGENAL IKAN PESUT MAHAKAM – MAMALIA AIR ASLI KALIMANTAN TIMUR

Pesut mahakam (Latin : Orcaella brevirostris) adalah sejenis hewan mamalia yang sering disebut lumba-lumba air tawar yang hampir punah karena berdasarkan data tahun 2007, populasi hewan tinggal 50 ekor saja dan menempati urutan tertinggi satwa Indonesia yang terancam punah. Secara taksonomi, pesut mahakam adalah subspesies dari pesut (Irrawaddy dolphin).

Tidak seperti mamalia air lain yakni lumba-lumba dan ikan paus yang hidup di laut, pesut mahakam hidup di sungai-sungai daerah tropis. Populasi satwa langka yang dilindungi undang-undang ini hanya terdapat pada tiga lokasi di dunia yakni Sungai Mahakam, Sungai Mekong, dan Sungai Irawady.
Pesut ini ditemukan di banyak muara-muara sungai di Kalimantan, tetapi sekarang pesut menjadi satwa langka. Selain di Sungai Mahakam, pesut ditemukan pula ratusan kilometer dari lautan, yakni di wilayah Kecamatan Kota Bangun, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Habitat hewan pemangsa ikan dan udang air tawar ini dapat dijumpai pula di perairan Danau Jempang (15.000 ha), Danau Semayang (13.000 ha), dan Danau Melintang (11.000 ha).

Pesut mempunyai kepala berbentuk bulat (seperti umbi) dengan kedua matanya yang kecil (mungkin merupakan adaptasi terhadap air yang berlumpur). Tubuh pesut berwarna abu-abu sampai wulung tua, lebih pucat dibagian bawah - tidak ada pola khas. Sirip punggung kecil dan membundar di belakang pertengahan punggung. Dahi tinggi dan membundar; tidak ada paruh. Sirip dada lebar membundar.

Pesut bergerak dalam kawanan kecil. Walaupun pandangannya tidak begitu tajam dan kenyataan bahwa pesut hidup dalam air yang mengandung lumpur, namun pesut merupakan 'pakar' dalam mendeteksi dan menghindari rintangan-rintangan. Barangkali mereka menggunakan ultrasonik untuk melakukan lokasi gema seperti yang dilakukan oleh kerabatnya di laut. Populasi hewan ini terus menyusut akibat habitatnya terganggu, terutama makin sibuknya lalu-lintas perairan Sungai Mahakam, serta tingginya tingkat erosi dan pendangkalan sungai akibat pengelolaan hutan di sekitarnya. Kelestarian Pesut Mahakam juga diperkirakan terancam akibat terbatasnya bahan makanan berupa udang dan ikan, karena harus bersaing dengan para nelayan di sepanjang Sungai Mahakam.

Berbagai kabar tentang pesut mahakam yang hampir punah terus muncul di media. Walaupun pemerintah Kalimantan Timur menjadikan binatang asli Sungai Mahakam ini sebagai lambang provinsi, tidak menyelesaikan masalah. Organisasi Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) memberi status mamalia air tawar ini critically endangered.

Pesut mahakam dewasa memiliki panjang tubuh hingga 2,5 meter dengan berat mencapai 130 kg. Tubuh Pesut berwarna abu-abu atau kelabu sampai biru tua dengan bagian bawah berwarna lebih pucat.
Bentuk badannya hampir oval dengan sirip punggung mengecil dan agak ke belakang. Kepalanya bulat dengan mata kecil. Bagian moncong pendek papak. Sirip punggung yang kecil terletak di belakang pertengahan punggung. Sirip renangnya relatif pendek dan lebar.

Pesut bernapas dengan paru-paru. Jadi, ia mengambil udara di permukaan air. Binatang ini dapat juga menyemburkan air dari mulutnya. Pesut bergerak dalam kawanan kecil. Meski pandangannya tidak begitu tajam dan hidup dalam air berlumpur, pesut memiliki kemampuan mendeteksi dan menghindari rintangan-rintangan dengan menggunakan gelombang ultrasonik.


Ancaman tertinggi kelangkaan populasi Pesut Mahakam diakibatkan oleh belitan jaring nelayan. Selain itu juga akibat terganggunya habitat baik oleh lalu-lintas perairan sungai Mahakam maupun tingginya tingkat pencemaran air, erosi, dan pendangkalan sungai akibat pengelolaan hutan di sekitarnya.

Monday, 1 May 2017

SENI TARI KUTAI

SENI TARI KUTAI

Seni Tari Rakyat Merupakan Kreasi artistik yang timbul ditengah-tengah masyarakat umum. Gerakan tarian rakyat ini menggabungkan unsur-unsur tarian yang ada pada tarian suku yang mendiami daerah pantai.

Tari Jepen
Tari Jepen adalah kesenian rakyat Kutai yang dipengaruhi oleh kebudayaaan Melayu dan Islam. Kesenian ini sangat populer di kalangan rakyat yang menetap di pesisir Sungai Mahakam maupun di daerah pantai.

Tarian pergaulan ini biasanya ditarikan berpasang-pasangan, tetapi dapat pula ditarikan secara tunggal. Tari jepen ini diiringi oleh sebuah nyanyian dan irama musik khas Kutai yang disebut Tingkilan. Alat musiknya terdiri dari Gambus dan Ketipung.
Karena populernya kesenian ini, hampir di setiap kecamatan terdapat grup-grup Tari Jepen sekaligus Tingkilan yang masing-masing memiliki gayanya sendiri-sendiri. Sehingga tari ini berkembang pesat dengan munculnya kreasi-kreasi baru seperti tari Jepen Tungku, Tari Jepen Gelombang, Tari Jepen 29, Tari Jepen Sidabil dan tari Jepen Tali.

Seni Tari Klasik 

Merupakan tarian yang tumbuh dan berkembang di kalangan Kraton Kutai Kartanegara pada masa lampau. Yang termasuk dalam Seni Tari Klasik Kutai adalah: 

Tari Persembahan
Dahulu tarian ini adalah tarian wanita kraton Kutai Kartanegara, namun akhirnya tarian ini boleh ditarikan siapa saja. Tarian yang diiringi musik gamelan ini khusus dipersembahkan kepada tamu-tamu yang datang berkunjung ke Kutai dalam suatu upacara resmi. Penari tidak terbatas jumlahnya, makin banyak penarinya dianggap bagus. 

Tari Ganjur
Tari Ganjur merupakan tarian pria istana yang ditarikan secara berpasangan dengan menggunakan alat yang bernama Ganjur (gada yang terbuat dari kain dan memiliki tangkai untuk memegang). Tarian ini diiringi oleh musik gamelan dan ditarikan pada upacara penobatan raja, pesta perkawinan, penyambutan tamu kerajaan, kelahiran dan khitanan keluarga kerajaan. Tarian ini banyak mendapat pengaruh dari unsur-unsur gerak tari Jawa (gaya Yogya dan Solo). 

Tari Kanjar
Tarian ini tidak jauh berbeda dengan Tari Ganjur, hanya saja tarian ini ditarikan oleh pria dan wanita dan gerakannya sedikit lebih lincah. Komposisi tariannya agak lebih bebas dan tidak terlalu ketat dengan suatu pola, sehingga tarian ini dapat disamakan seperti tari pergaulan. Tari Kanjar dalam penyajiannya biasanya didahului oleh Tari Persembahan, karena tarian ini juga untuk menghormati tamu dan termasuk sebagai tari pergaulan. 

Tari Topeng Kutai
Tari Topeng Kutai merupakan tarian yang pada awalnya memiliki hubungan dengan seni tari dalam Kerajaan Singosari dan Kerajaan Kediri, namun gerak tari dan irama Gamelan yang mengiringinya sedikit berbeda dengan yang terdapat di Kerajaan Singosari dan Kerajaan Kediri. Sedangkan Cerita yang dibawakan dalam tarian ini tidak begitu banyak perbedaannya, demikian pula dengan kostum penarinya. Tari Topeng Kutai terbagi dalam beberapa jenis sebagai berikut:
1.     Penembe
2.     Kemindhu
3.     Patih
4.     Temenggung
5.     Kelana
6.     Wirun
7.     Gunung Sari
8.     Panji
9.     Rangga
10.   Togoq
11.   Bota
12.   Tembam
Tari Topeng Kutai hanya disajikan untuk kalangan kraton saja, sebagai hiburan keluarga dengan penari-penari tertentu. Tarian ini juga biasanya dipersembahkan pada acara penobatan Raja, perkawinan, kelahiran, dan penyambutan tamu kraton.

Tari Dewa Memanah

Tari Dewa Memanah merupakan Tarian yang dilakukan oleh kepala Ponggawa dengan mempergunakan sebuah busur dan anak panah yang berujung lima.  Ponggawa mengelilingi tempat upacara diadakan sambil mengayunkan panah dan busur keatas dan kebawah, disertai pula dengan bememang yang isinya meminta pada dewa agar dewa-dewa mengusir roh-roh jahat, dan meminta ketentraman, kesuburan, kesejahteraan untuk rakyat.





NEWS

IKAN PESUT MAHAKAM (ORCAELLA BREVIROSTRIS)

MENGENAL IKAN PESUT MAHAKAM – MAMALIA AIR ASLI KALIMANTAN TIMUR Pesut mahakam (Latin : Orcaella brevirostris) adalah sejenis hewan mama...